Kemenkop Dorong Koperasi Ojol: Langkah Baru Meningkatkan Kesejahteraan Pengemudi Indonesia
- Senin, 27 Oktober 2025
JAKARTA - Dunia transportasi online di Indonesia tengah bersiap menghadapi perubahan besar. Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) sedang menyiapkan gagasan revolusioner yang dapat mengubah struktur bisnis ojek online (ojol) secara menyeluruh.
Rencana ini tidak sekadar membahas soal regulasi atau tarif. Lebih dari itu, inisiatif tersebut menitikberatkan pada pemberdayaan para pengemudi agar mereka menjadi bagian utama dari kepemilikan bisnis yang selama ini hanya mereka layani sebagai mitra.
Koperasi Ojol, Bentuk Baru dari Kepemilikan Kolektif
Baca JugaPLTS Irigasi PT Bukit Asam Tingkatkan Produktivitas Petani Sumatera Selatan
Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Juliantono, menyampaikan gagasan tersebut dalam konferensi pers di Jakarta pada Jumat, 24 Oktober 2025. Ia menegaskan bahwa sudah saatnya para pengemudi memiliki wadah usaha sendiri yang dikelola bersama, bukan sekadar menjadi mitra perusahaan besar.
"Nah kami berpikir bahwa sebenarnya harusnya ada koperasi ojek online yang pemiliknya adalah pengemudi ojek," ujar Ferry. Ia menilai sistem koperasi adalah solusi paling adil dan berkelanjutan untuk memperkuat posisi tawar para pengemudi di tengah dominasi aplikator besar.
Melalui koperasi, para pengemudi diharapkan memiliki peran yang lebih dari sekadar pelaksana lapangan. Mereka akan menjadi pemilik dan pengambil keputusan dalam ekosistem bisnis yang dijalankan bersama.
Ferry menjelaskan, koperasi ojol ini bukan hanya berfungsi sebagai wadah keanggotaan biasa. Struktur koperasi tersebut justru diproyeksikan sebagai entitas bisnis yang mandiri, bahkan bisa mengembangkan aplikasi transportasi online milik sendiri.
Dengan konsep ini, para pengemudi tidak lagi tergantung sepenuhnya pada platform besar yang selama ini mendominasi pasar ride-hailing. Mereka akan memiliki ruang baru untuk berinovasi dan bersaing secara sehat dengan model bisnis yang lebih berpihak pada kesejahteraan pekerja.
Super App Milik Pengemudi, Bukan Sekadar Mimpi
Gagasan koperasi ojol ini juga membawa visi besar untuk menciptakan ekosistem digital yang mandiri. Ferry menuturkan, koperasi nantinya dapat mengembangkan aplikasi transportasi sendiri bahkan menjadi super app yang menyediakan berbagai layanan seperti pengantaran, pesan makanan, hingga logistik.
“Model koperasi ini tidak hanya menjadi tempat berkumpulnya pengemudi, tetapi juga punya bisnis sendiri yang bisa bersaing di pasar,” jelasnya. Hal itu berarti koperasi dapat menjalankan sistem operasional yang lebih transparan dan berbasis kepentingan anggota.
Dalam sistem seperti ini, setiap pengemudi akan memiliki saham dan hak suara sesuai keanggotaan mereka. Keuntungan dari aplikasi tersebut akan kembali ke koperasi dan dibagikan kepada para anggota, bukan hanya ke pemegang saham besar seperti yang terjadi saat ini.
Ferry menegaskan bahwa orientasi koperasi berbeda dengan perusahaan komersial murni. Tujuannya bukan sekadar mencari laba maksimal, tetapi membangun kesejahteraan bersama dalam jangka panjang.
Dengan demikian, konsep koperasi ojol dapat menciptakan sistem yang lebih manusiawi dan berkeadilan. Para pengemudi akan memiliki masa depan finansial yang lebih pasti karena keuntungan usaha langsung dikembalikan kepada mereka.
Kesejahteraan Nyata: Dari Jaket Baru hingga Bengkel Sendiri
Ferry juga menekankan bahwa manfaat koperasi tidak hanya dalam bentuk kepemilikan modal, tetapi juga layanan kesejahteraan yang nyata. Melalui koperasi, berbagai kebutuhan dasar pengemudi dapat dikelola secara kolektif dan efisien.
“Mereka jaketnya itu bisa tiap tiga bulan, enam bulan itu diperbarui tidak seperti sekarang lecet semua,” ujarnya. Ia menggambarkan bahwa koperasi dapat menyediakan fasilitas perawatan kendaraan hingga bantuan kesehatan bagi anggotanya.
Koperasi bahkan bisa memiliki bengkel sendiri yang khusus melayani perbaikan motor anggota dengan harga terjangkau. Dengan begitu, pengemudi tidak perlu khawatir ketika kendaraan rusak atau butuh perawatan rutin.
Selain itu, koperasi juga bisa menyediakan dana sosial atau program asuransi internal untuk membantu anggota yang sakit atau mengalami kecelakaan kerja. Skema seperti ini sudah lama diterapkan di berbagai negara maju yang mengedepankan solidaritas ekonomi antarpekerja.
Dengan sistem koperasi, kesejahteraan para pengemudi tidak lagi bergantung pada kebijakan sepihak perusahaan aplikator. Mereka memiliki mekanisme perlindungan yang dibangun dan dikelola oleh komunitasnya sendiri.
Tantangan dan Harapan di Balik Rencana Reformasi Ojol Nasional
Meski gagasan koperasi ojol ini terdengar menjanjikan, Ferry mengakui bahwa realisasinya tidak bisa dilakukan secara instan. Pemerintah masih memerlukan waktu untuk melakukan kajian mendalam, baik dari aspek hukum, teknis, maupun ekonomi.
“Idenya itu sekarang tergantung ke-pending atau enggak,” ujarnya. Artinya, keputusan akhir masih menunggu pembahasan lebih lanjut dan dukungan politik dari berbagai pihak terkait.
Salah satu tantangan utama adalah bagaimana membangun sistem koperasi digital yang mampu bersaing dengan platform besar yang telah memiliki modal dan teknologi canggih. Namun, Ferry optimistis bahwa dengan dukungan pemerintah, para pengemudi dapat mewujudkan sistem yang kompetitif.
Langkah awal yang disiapkan adalah pembentukan kelompok kerja lintas kementerian dan lembaga. Tujuannya untuk memastikan model koperasi ini sesuai dengan regulasi yang berlaku serta mampu memberikan manfaat ekonomi riil bagi pengemudi.
Selain itu, pemerintah juga berencana memberikan pelatihan manajemen dan literasi digital kepada calon anggota koperasi. Pelatihan tersebut akan menjadi bekal penting agar koperasi dapat dikelola secara profesional dan berkelanjutan.
Ferry menegaskan, pemerintah tidak ingin terburu-buru, tetapi fokus pada hasil yang matang. Reformasi ekosistem ojek online ini diharapkan menjadi contoh nyata bagaimana ekonomi digital bisa berkembang tanpa mengorbankan kesejahteraan pekerja di lapangan.
Jika berhasil, koperasi ojol bisa menjadi model baru bagi ekonomi gotong royong di era digital. Sistem ini akan memperkuat posisi para pengemudi sekaligus membangun keadilan ekonomi yang lebih inklusif di Indonesia.
Menuju Ekosistem Transportasi Online yang Berkeadilan
Transformasi bisnis ojek online melalui sistem koperasi merupakan langkah besar menuju ekonomi yang lebih adil. Dengan sistem kepemilikan bersama, setiap pengemudi bukan hanya pekerja, tetapi juga pemilik dari hasil kerjanya sendiri.
Keuntungan yang diperoleh tidak lagi mengalir sepenuhnya ke perusahaan besar, melainkan kembali ke tangan para pengemudi. Model ini diyakini akan menciptakan rasa memiliki, tanggung jawab bersama, dan kesejahteraan kolektif di kalangan komunitas ojol.
Jika seluruh rencana berjalan sesuai harapan, koperasi ojol akan menjadi tonggak baru bagi sektor transportasi daring Indonesia. Konsep ini tidak hanya mengubah sistem ekonomi digital, tetapi juga memperkuat semangat gotong royong yang menjadi jati diri bangsa.
Pemerintah berharap ide besar ini dapat terealisasi secara bertahap dalam waktu dekat. Langkah ini akan menjadi momentum penting untuk memastikan bahwa ekonomi digital Indonesia tumbuh bersama, adil, dan berkelanjutan bagi seluruh pekerja.
Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
IHSG Diprediksi Terkoreksi Hari Ini, Ini Rekomendasi Saham Pilihan Investor
- Senin, 27 Oktober 2025
Cara Mudah Daftar OVO PayLater dan Nikmati Limit Kredit Hingga Jutaan
- Senin, 27 Oktober 2025
Cara Praktis Top Up ShopeePay di Indomaret, Cepat dan Aman Setiap Transaksi
- Senin, 27 Oktober 2025
Aturan Baru Isi Daya Power Bank di Kereta Api Demi Keselamatan Penumpang
- Senin, 27 Oktober 2025
Berita Lainnya
4 Pilihan Rumah Murah di Metro Lampung, Harga Terjangkau di Bawah Rp150 Juta
- Senin, 27 Oktober 2025
Perumahan Subsidi di Kanigoro Blitar, Pilihan Rumah Nyaman Mulai Rp150 Juta
- Senin, 27 Oktober 2025












